Enam Teori Pembangunan Masyarakat

Teori yang baik bisa saja sangat abstrak, akan tetapi dapat membantu untuk membangun sebuah strategi dan alat yang efektif untuk menganalisis sebuah fenomena.

Community development merupakan sesuatu yang komplex dan menyangkut paling tidak beberapa berikut ini; 1. Relationships 2. Structure 3. Power 4. Shared Meaning 5. Communication for change dan terakhir 6. Motivations for decision making.

Dari tujuh isu tersebut terdapat pula tujuh teori yang relevant diantaranya; 1. Social capital theory 2. Functionalism 3. Conflict theory 4. Symbolic interacrionism 5. Communicative action dan terakhir 6. rational choice theory

Relationships (Social capital theory)

Relasi atau hubungan yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam communit development. Relasi yang baik merupakan salah satu bentuk modal yang kemudian dikenal dengan istilah social capital. Modal sosial mencakup; 1. Trust 2. Norms 3. Networking.

Apa hubungan social capital theory dengan community development?. Seorang peraktisi pembangunan masyarakat dalam melaksanakan tugasnya dapat dimulai dengan identifikasi bagaimana existing condition modal sosial di masyarakat tersebut. Masyarakat desa umumnya memiliki bonding modal sosial yang sangat kuat dibandingkan masyarakat perkotaan.

Structure (Functionalism)

Berbicara struktur sebernarnya terdapat beberapa teori yang berhubungan diantaranya; 1. Systems theory 2. equilibrium theory 3. structural functionalism.

Masyarakat mermiliki strukturnya masing-masing. Struktur paling sederhana diantaranya ketersediaan organisasi pendukung seperti pendidikan, kesehatan, dan bisnis. Struktur merupakan basis paling mendasar dari sebuah sistem sosial di masyarakat oleh karena itu kegagalan suatu sistem bisa jadi diakibatkan oleh malfuction sebuah struktur.

Bagaimana teori struktural fungsional digunakan dalam pembangunan masyarakat?. Anggap saja masyarakat adalah sebuah mesin yang terus menerus beroprasi. Di dalam mesin tersebut terdapat komponen (part) yang saling melengkapi dan terhubung. Komponen tersebut kita istilahkan sebagai struktur.

Apabila terdapat kegagalan fungsi dari sebuah kompenen, maka para praktisi yang berkiblat pada teori ini mencoba untuk memperbaiki kompenen tersebut sehingga kembali lagi ke fungsi semula. Apabila komponen tersebut tidak dapat diperbaiki, pilihan terakhir adalah dengan menggantinya.

Para praktisi struktural fungsional ini melakukan pengembangan masyarakat dengan cara menciptakan/memperbaiki struktur yang ada sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Power (Conflict theory)

Power diartikan sebagai kekuasaan. Kekuasaan untuk mengkontrol sumber daya yang ada. Foucault (1985) menyebutkan bahwa dimana ada power maka disitu ada perlawanan atau konflik. Konflik adalah bagian dari kehidupan di masyarakat.

Masyarakat tidak pernah terlepas dari konflik. Konflik antara pengusaha dan buruh, konflik antara laki-laki dan perempuan, konflik antar suku. Apabila terdapat sekolompok masyarakat yang memiliki power, maka di belahan lain terdapat masyarakat yang tertindas atau tidak berdaya.

Bagaimana penggunaan teori ini dalam pembangunan masyarakat?. Teori konflik dapat digunakan untuk memetakan potensi konflik di masyarakat. Teori konflik mempertegas bahwa pentingnya upaya capacity building untuk masyarakat rentan yang tidak memiliki power.

Teori konflik membantu praktisi untuk melihat sudut pandang atau perspektif lain yang ada di masyarakat. Teori konflik mungkin saja dapat menjawab pertanyaan mengapa terdapat masyarakat yang pro ataupun kontra terhadap suatu hal.

Shared meaning (Symbolic interactionism)

Masyarakat hidup dan bersahabat dengna simbol-simbol. Pada umumnya simbol-simbol ini merupakan kesamaan pemaknaan atau intrepretasi atas sesuatu. Bahasa merupakan salah satu bentuk nyata bahwa simbol ada di masyarakat.

Simbol adalah kesepakatan diantara suatu masyarakat, sehingga tiap masyarakat mungkin memiliki simbol yang berbeda. Dibalik simbol tersebut terdapat makna, makna mengapa masyarakat menerima, berkompromi dan bahkan menolak serta melakukan perlawan atas suatu hal.

Pohon kramat merupakan salah satu contoh simbol yang masih bertahan di masyarakat indonesia. Masyarakat Yogyakarta meng-kramatkan dua pohon bringin yang ada di alun-alun selatan. Kesakralan pohon bringin tersebut adalah hasil dari konsensus masyarakat di Yoyakarta, dan para pendatang harus patuh atau tunduk dengan pemaknaan yang dibangun oleh masyarakat Yogyakarta.

Pohon bringin di alun-alun selatan hanyalah salah satu bentuk simbol dan bukti bahwa masyarakat hidup dari kesepatan dan konsensus yang dibangun bersama bertahun-tahun lamanya.

Bagaiman teori symbolic interactionism ini digunakan dalam pembangunan masyarakat?. Sebagaimana pada tulisan saya sebelumnya di sini, bahwa pembangunan masyarakat menyangkut banyak hal mulai dari fisik dan non-fisik. Teori ini membantu praktisi untuk melihat pandangan atau perspektif lain di masyarakat.

Sebagai contoh, seorang praktisi diminta untuk melakukan studi di masyarakat terkait pembangunan jalan tol yang akan mengakibatkan alih fungsi lahan. Tugas seorang praktisi pembangunan masyarakat adalah menggali informasi pandangan masyarakat tentang kebermanfaatan pembangunan jalan tl tersebut dan alih fungsi lahan.

Sebagian masyarakat mungkin akan menerima dengan alasan percepatan kegiatan industri dan investasi, sebagian masyarakat lagi mungkin akan menolak dengan alasan bahwa alih fungsi lahan justru dapat merusak lingkungan, menghilangkan mata pencaharian masyarakat, dll.

Communication for change (Communicative action theory)

Communicative action theory dicetuskan oleh Habermas. Pembangunana masyarakat berangkat dari partisipasi aktif masysarakat itu sendiri. Partisipasi hadir dari suatu keadaan dimana masyarakat bebeas bependapat dan bersuara untuk menyampaikan kegelisahannya, permasalahannya dan poten penyelesaiannnya.

Salah satu pemikiran Habermas yang paling unik misalnya, teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan kebebasan semu kepada orang-orang. Hal tersebut terbukti memang bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berpihak kepada golongan masyarakat tertentu. Arogansi dan kesenjangan sebagai dampak yang ditimbulkan menyebabkan suara-suara lokal (masyarakat rentan) menjadi tidak terdengar.

Stasiun televisi dan surat kabar merupakan salah satu bentuk nyata hasil kebebasan semu yang diciptakan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan. Stasiun televisi dan surat kabar adalah alat bagi pemilik modal dan kekuasaan.

Bagaimana penggunaan communicative action theory dalam pembangunan masyarakat?. Pembangunan masyarakat memerlukan partisipasi kelompok dan individu. Habermas menekankan pentingnya emancipatory knowledge yang bersumber dari masyarakat.

Pelibatan masyarakat dalam kegiatan forum dan rapat-rapat merupakan salah satu contoh bentuk sederhana communitcative action. Praktisi pembangunan masyarakat memberikan kesempatan dan media kepada masyarakat untuk menyuarakan pendapat, pemikiran dan pandangannya.

Decision making (Rational Choice)

Hal utama yang perlu ditekankan bahwa rational choice dalam tulisan ini berfungsi untuk individu bukan kelompok. Diumpamakan pembangunan masyarakat sebagai sebuah gerakan sosial, maka rational choice diharapkan dapat mengulik alasan individu mau menjadi bagian dari gerakan sosial tersebut.

Terdapat empat struktur yang melandasi decision making seseorang. Pertama misalnya ketersediaan jaringan hubungan personal dengan salah satu anggota kelompok gerakan sosial tersebut. Kedua misalnya keterlibatan seseorang dalam suatu gerakan sosial cendrung akan mendorong keterlibatannya di gerakan sosial lain yang serupa atau memiliki kesamaan. Ketiga yaitu pengalaman masa lalu. Individu yang pernah aktif dalam gerakan sosial memiliki kecendrungan untuk kembali aktif dimasa mendatang. Keempat, faktor-faktor lain yang bersifat sangat personal seperti ketersediaan waktu dan juga resiko-resiko lain salah satunya biaya.

Bagaimana rational choice ini digunakan oleh para praktisi pembangunan masyarakat?. Teori ini digunakan untuk mengidentifikasi reward dan resiko yang mungkin akan ditimbulkan bagi siapa saja yang akan terlibat dalam pembangunan masyarakat.

Memaksimalkan reward dan meminimalisir resiko. Individu yang terlibat dalam suatu program pemberdayaan masyarakat tentu mengharap imbal balik yang paling tidak setimpal dengan pengorbanan mereka.

Contoh, ketika kita akan melakukan pelatihan budidaya ternak lelek kepada kelompok ibu rumah tangga. Praktisi pembangunan masyarakat harus mampu membangun konsensus bahwa partisipasi ibu-ibu tersebut tidak hanya sekedar program mengisi waktu luang. Hal tersebut dikemudian hari akan memperkuat alasan keterlibatan, dan mempertahankan partisipasi ibu-ibu dalam jangka waktu yang lama.

Individu dalam mengambil sebuah keputusan akan mengukur apakah hasil dan beban yang ditimbulkan. Tentunya dalam hal ini, ibu-ibu mengharapkan untuk mendapatkan bantual modal dan hasil budidaya ternak lelenya dikemudian hari dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan alternatif.

Tulisan ini diintisarikan dari Buku Berjudul An Introduction to Community Development, 2009 oleh Rhonda Philips dan Robbert H. Pitman.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai